Senin, 20 April 2015

aku bangga menjadi warga negara Indonesia (WNI)

Banyak hal yang membuat saya cinta dan bangga akan Indonesia. Di antaranya karena alamnya yang kaya, ribuan pulaunya yang indah, serta masyarakatnya yang terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama yang berbeda-beda, namun tetap satu.

Berikut 6 alasan aku cinta Indonesia:
1. Pantai yang indah

Pantai di Indonesia tidak kalah dengan pantai dunia.
2. Agama

Di Indonesia, kehidupan beragama sangat beragam. Lebih dari 5 agama hidup rukun di Indonesia. Kehidupan beragama dihormati di negara yang plural ini. Tidak banyak negara yang memiliki kehidupan beragama yang plural seperti Indonesia. Bahkan ada pula yang atheis di Indonesia
3. Budaya

Budaya Indonesia sangat kaya dan menarik perhatian dunia internasional. Tari kecak dari Bali sangat terkenal sampai ke manca negara. Gamelan, alat musik asli Indonesia sangat terkenal di dunia. Bahkan banyak orang asing yang sangat antusias dan senang belajar gamelan, angklung maupun tarian daerah asal Indonesia.

4. Batik

Batik menjadi salah satu kebanggaan orang Indonesia. Sejak diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, masyarakat Indonesia mengistimewakan batik dengan menjadikannya sebagai Hari Batik setiap tanggl 2 Oktober

5. Bahasa

Bahasa adalah identitas sebuah bangsa. Saat kita pergi ke luar negeri misalnya, bahasa yang digunakan sudah pasti berbeda. Tapi pernahkah kita berpikir, dengan ribuan pulau yang ada di Indonesia dengan beragam suku serta ras yang ada di sana, tetap bahasa pemersatunya adalah bahasa Indonesia.
6. Kuliner

Siapa yang tidak suka dengan rendang? Masakan tradisional asal Minangkabau ini hanya bisa ditemukan di Indonesia. Bahkan rendang pun sekarang diakui keberadaannya di dunia. Kuliner lain yang tak kalah enaknya dan dapat ditemukan di Indonesia adalah gado-gado dan rujak.

Jumat, 20 Maret 2015

Tugas Softskill : 2. Perlindungan Kewarganegaraan Indonesia Diluar Negri

PERLINDUNGAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA DI LUAR NEGERI

Permasalahan kewarganegaraan masih sering terjadi tidak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia. Hal ini terjadi jika suartu warga negara yang lahir atau tinggal di negara lain, atau terjadi pernikahan antar warga negara yang berbeda. Dengan adanya warga negara yang tinggal di wilayah negara berbeda maka tentu memiliki hukum yang berbeda. Maka perlu diperhatikan bagaimana cara untuk mempertahankan perlindungan terhadap kewarganegaraan yang sudah dimiliki oleh seorang warga negara tersebut.

Berikut lima dasar hukum perlindungan WNI di luar negeri seperti dipaparkan
 Kepala Subdit Pengawasan Kekonsuleran Kementerian Luar Negeri Krisna Jaelani di Jakarta, Rabu (12/11/2014):

1. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia..."

2. Konvensi Wina 1961 mengenai hubungan diplomatik antar negara, yang salah satu pasalnya mengatur perlindungan warga negara di luar negeri.

3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 mengenai hubungan luar negeri, tepatnya dalam BAB V, yang mengatur perlindungan WNI oleh perwakilan RI di luar negeri.

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, mengatur mengenai perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri.

5. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang pelayanan warga pada perwakilan RI di luar negeri.


Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan, karena itu adalah salah satu hak yang dimiliki oleh semua warga negara menurut Undang-Undang. Hal ini untuk mempertahankan hubungan yang baik antar negara dan memberikan kebebasan untuk semua warga negara untuk saling berinteraksi dengan warga negara lainnya. Namun, perlindungan kewarganegaraan masih kurang diperhatikan saat ini contohnya seperti kasus beberapa waktu lalu Perempuan transgender asal Lampung, Mayang Prasetyo, tewas dimulatisi kekasihnya sendiri di Brisbane Australia. Atau masalah TKI yang bekerja di luar negeri lalu mendapat penyiksaan hingga berujung kematian.


Kementerian Luar Negeri mengedepankan tiga pendekatan utama di dalam pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI, yang meliputi: pencegahan (prevention), deteksi dini (early detection), dan perlindungan secara cepat dan tepat (immediate response) yang bertujuan untuk menekan terjadinya peningkatan jumlah kasus-kasus yang menimpa WNI di luar negeri.

Langkah pencegahan (prevention)
  1. Menyusun Grand Design Perlindungan WNI di Luar Negeri untuk periode 2010 – 2014 yang memuat strategi dan target capaian Kementerian Luar Negeri terkait upaya-upaya peningkatan perlindungan bagi WNI di luar negeri.
  2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia di Perwakilan RI untuk menjalankan tugas-tugas pelayanan dan perlindungan perlindungan, baik melalui penugasan yang bersifat ad – hoc (tim pengumandahan) ataupun penugasan penuh (penempatan Pejabat Dinas Luar Negeri) ,dengan memberikan prioritas khusus bagi 24 Perwakilan RI yang telah memiliki Citizen Service.
  3. Meningkatkan infrastruktur di Perwakilan RI untuk mendukung kegiatan pelayanan dan perlindungan, yakni fasilitas shelter, call center, program pemberdayaan TKI, bantuan hukum, dan sebagainya.
  4. Pembentukan sistem database perlindungan WNI di luar negeri yang memuat informasi mengenai WNI di luar negeri dan kasus-kasus yang tengah ditangani oleh Perwakilan RI.
  5. Menetapkan standarisasi pelayanan bagi WNI dengan menggunakan standarisasi ISO 9001:2008 tentang Manajemen Mutu
  6. Menyelenggarakan public awareness campaign di dalam negeri melalui media cetak dan media elektronik untuk membangun pemahaman pubik yang komprehensif mengenai isu-isu perlindungan WNI di luar negeri, khususnya tentang prosedur migrasi yang aman dan bahaya tindak pidana perdagangan orang.
  7. Mendorong pembentukan kerangka hukum di tingkat bilateral, regional dan multilateral terkait dengan perlindungan bagi pekerja migran, khususnya yang bekerja pada sektor domestik.
  8. Berpartisipasi aktif dalam upaya penguatan sistem nasional di bidang penempatan dan perlindungan TKI , khususnya dalam pembahasan revisi UU 39 tahun 2004 tentang penempatan perlindungan TKI di luar negeri.
  9. Merekomendasikan kebijakan moratorium penempatan TKI PLRT ke negara- negara yang belum memiliki perjanjian bilateral atau tidak memiliki perangkat hukum nasional yang mengatur mengenai perlindungan bagi pekerja asing, khususnya yang bekerja pada sektor domestik.
Langkah deteksi dini (early detection)
  1. Memberdayakan masyarakat/komunitas Indonesia sebagai jejaring kerja Perwakilan RI dalam upaya pemberian pelayanan dan perlindungan WNI di luar negeri.
  2. Membangun sistem hotline service (KBRI di Singapura telah memiliki hotline yang diakses 24 jam).
  3. Membentuk standard operating procedure (SOP) di Perwakilan RI dan Kementerian Luar Negeri, khususnya untuk penanganan kasus-kasus WNI di luar negeri dan repatriasi.
  4. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara berkala oleh Kemlu guna memastikan kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh Perwakilan RI terkait pelayanan dan perlindungan bagi WNI di luar negeri telah sesuai dengan standarisasi UU Pelayanan Publik dan Peraturan Menlu No.04 Tahun 2008 tentang Sistem Pelayanan Warga pada Perwakilan RI di Luar Negeri.
Langkah perlindungan secara cepat dan tepat (immediate response)
  1. Penyediaan fasilitas bantuan hukum dan penerjemah bagi WNI yang menghadapi kasus hukum berat dengan ancaman hukuman mati di luar negeri. (Malaysia dan Arab Saudi).
  2. Peningkatan kapasitas untuk memfasilitasi evakuasi dan repatriasi WNI/TKI di wilayah-wilayah konflik dan wilayah lainnya dimana terdapat ancaman nyata terhadap keselamatan WNI.
  3. Peningkatan komunikasi di berbagai tingkatan dengan negara terkait (Pembentukan pertemuan reguler pejabat konsuler dengan negara tujuan penempatan TKI dalam bentuk joint working group).Peningkatan komunikasi di berbagai tingkatan dengan negara terkait (Pembentukan pertemuan reguler pejabat konsuler dengan negara tujuan penempatan TKI dalam bentuk joint working group).
  4. Dalam proses penanganan masalah yang dihadapi oleh WNI di luar negeri, Kementerian Luar Negeri telah menggunakan sistem basis data elektronik yang terintegrasi yaitu e-Perlindungan (http://perlindungan.kemlu.go.id/portal/home). Aplikasi e-Perlindungan telah mulai digunakan pada tanggal 7 April 2014. Aplikasi tersebut dirancang untuk mempercepat alur informasi perkembangan penanganan masalah di luar negeri. Selain itu, aplikasi tersebut juga digunakan untuk mempermudah mekanisme pengaduan atau pelaporan perlindungan bagi WNI yang berada di luar negeri. 


http://perlindungan.kemlu.go.id/portal/news/detail/pananganan-kasus-periode-2014
http://internasional.metrotvnews.com/read/2014/11/12/317647/5-payung-hukum-perlindungan-wni-di-luar-negeri 

Tugas Softskill : 1. Pelanggaran Hak Warga Negara Dan Solusi Menurut Kalian

Bentuk – Bentuk Pelanggaran HAM & Solusinya
Pelanggaran HAM dikategorikan dalam dua bentuk, yaitu :
a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
1.       Pembunuhan masal (genosida)

Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, etnis, dan agama dengan cara melakukan tindakan kekerasan (UUD No.26/2000 Tentang Pengadilan HAM)
2.      Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan berupa serangan yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil seperti pengusiran penduduk secara paksa, pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan dll.



b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :
-Pemukulan
-Penganiayaan
-Pencemaran nama baik
-Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
-Menghilangkan nyawa orang lain

Peristiwa Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik, dan keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan dampak pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta milik orang lain, menjarah dan lain-lain. Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi antara aparat pemerintah dengan masyarakat dan antar warga masyarakat. Namun, yang sering terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan masyarakat.
 Apabila dilihat dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia, ada beberapa peristiiwa besar pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dan mendapat perhatian yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat Indonesia, seperti :
a. Kasus Tanjung Priok (1984)
Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang berawal dari masalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan.

b. Kasus terbunuhnya Marsinah, seorang pekerja wanita PT Catur Putera Surya Porong, Jatim (1994)
Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-hak pekerja di PT Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia meninggal secara mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan pembunuhan.

c. Kasus terbunuhnya wartawan Udin dari harian umum bernas (1996)
Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari harian Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya ditemukan sudah tewas.

d. Peristiwa Aceh (1990)
Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak memakan korban, baik dari pihak aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh diduga dipicu oleh unsur politik dimana terdapat pihak-pihak tertentu yang menginginkan Aceh merdeka.

e. Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)
Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa (penculikan) terhadap para aktivis yang menurut catatan Kontras ada 23 orang (1 orang meninggal, 9 orang dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang).



Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Lingkungan Sekitar
1.      Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
2.      Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.
3.      Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
4.      Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.
5.      Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.



Instrumen Nasional HAM
1. UUD 1945 : Pembukaan UUD 1945, alenia I – IV; Pasal 28A sampai dengan 28J; Pasal 27 sampai dengan 34
2. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
3. UU No. 36 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
4. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
5.UU No. 7 Tahun 1984 tentang Rativikasi Konvensi PBB tentang penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
6.UU No. 8 tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau penghukuman lain yang Kejam, tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia
7.UU No. 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO nomor 182 mengenai pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak
8.UU No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang hak-hak ekonomi, Sosial dan Budaya
9. UU No. 12 tahun 2005 tentang Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik

Solusi / Upaya mengatasi pelanggaran hak asasi manusia
Upaya penanganan pelanggaran HAM di Indonesia yang bersifat berat, maka penyelesaiannya dilakukan melalui pengadilan HAM, sedangkan untuk kasus pelanggaran HAM yang biasa diselesaikan melalui pengadilan umum.Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk menghargai dan menegakkan HAM antara lain dapat dilakukan melalui perilaku sebagai berikut:
-Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.
-Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab.
-Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga memiliki kewajiban asasi yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
-Tidak semena-mena terhadap orang lain.
-Menghormati hak-hak orang lain.

Sumber : http://soviandony29.blogspot.com/2014/11/bentuk-bentuk-pelanggaran-ham-solusinya.html

Minggu, 11 Januari 2015

TUGAS 2 ARSITEKTUR LINGKUNGAN


        Mengenal Rumah Hemat Energi
Efek Global Warming sangat berdampak bagi kelangsungan hidup manusia, mulai dari naiknya muka air laut, kerusakan ozon, efek rumah kaca, dan cuaca ekstrim yang dapat merusak lingkungan. Pembangunan yang terus berjalan juga berdampak negatif bagi lingkungan, karena tidak sedikit dalam proses pembangunan menghabiskan sumber daya alam dalam jumlah besar seperti kayu, asphalt, beton, baja, dan berbagai material lain yang limbahnya memberikan sumbangan yang tidak sedikit pada pemanasan global. Kegiatan konstruksi ternyata juga memberikan pengaruh besar pada perubahan keseimbangan ekosistem lingkungan yang ditandai dengan berkurangnya area hijau, untuk itulah perlu diadakan gerakan green construction.
Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Aplikasi dari konstruksi hijau dapat berupa rumah hemat energi, dimana rumah tersebut didesain untuk mengurangi pemakaian listrik dalam pencahayaan, tata udara, serta ramah lingkungan.
Rumah tinggal merupakan tempat penggunaan energi terbesar kedua terbesar setelah industri, untuk itu perlu adanya efisiensi penggunaaan energi pada rumah tempat kita tinggal, agar tidak berdampak besar pada lingkungan.
Pembuatan rumah hemat energi merupakan salah satu bentuk dari kegiatan Green Construction untuk mengurangi dampak pemanasan global. Rumah bukan sekedar tempat berteduh dari terik matahari atau siraman hujan, tetapi rumah adalah tempat proses sosialisasi bagi seorang manusia bersama keluarga. Setiap orang sudah pasti selalu mendambakan hunian yang memancarkan suasana damai dan menyenangkan. Konsep rumah hemat energi menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi listrik, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.
Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami, sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari. Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, material ramah lingkungan, dan menerapkan pola hidup hemat energi melalui pemanfaatan sumber energi alternatif, seperti angin dan cahaya alami. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan atap surya ( atap dengan menggunakan panel surya) yang memiliki nilai ekologis tinggi yaitu suhu udara turun, pencemaran berkurang, dan ruang terbuka hijau bertambah.
Aspek yang harus dipertimbangkan dalam konsep rumah hemat energi adalah:
1.             Konsumsi sumber daya yang hemat dan efisien (energi, material, air dan lahan).
2.             Emisi baik terhadap udara, air dan tanah terkait dengan lingkungan dan kesehatan.
3.             Lain-lain (seperti kebisingan dan getaran).
Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi.
Hemat energi dapat dimulai dari rumah kita sendiri. Membangun atau merenovasi rumah sebaiknya tidak sekadar mementingkan gaya belaka, melainkan ada kiat agar rumah dapat ramah lingkungan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengefisiensi penggunaan energi dalam rumah, mulai dari pengaturan cahaya dalam rumah, menggunakan peralatan rumah tangga yang hemat listrik, membuat sumur resapan, serta membuat ruang terbuka hijau atau taman rumah yang mensuplai kebutuhan udara bersih.
 Berikut beberapa cara untuk mengoptimalkan energi di rumah agar tetap ramah lingkungan.
A.             PERLETAKAN BANGUNAN.
1.             Pengaruh Iklim.
Iklim tropis ditandai dengan mentari yang memancarkan sinar hampir sepanjang tahun serta curah hujan yang cukup banyak, berpengaruh terhadap kondisi "rumah-rumah" di Nusantara ini, seperti udara panas/kering, basah, dingin dan lembab. Hal-hal tersebut sebaiknya menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan bangunan, penentuan letak "rumah" dan pembangnan "rumah" sejak dari pondasi hingga atap "rumah".
2.             Pengaruh Panas Mentari.
Sinar mentari dapat berfungsi sebagai penerangan alami di siang hari dalam "rumah". Selain itu, sinar mentari pagi dapat dimanfaatkan agar ruangan tidak terasa lembab dan pengap. Namun sinar mentari yang masuk ke dalam "rumah" perlu diperhatikan supaya tidak terlalu panas atau silau dengan cara :
a.             Menetukan tata letak ruang dalam "rumah" yang disesuaikan dengan orientasi mentari, misalnya:
-                 Daerah hunian diusahakan pada arah Timur.
-                 Sinar mentari didistribusikan merata pada penyinaran sekitar pukul 08.00 - 16.00.
-                 Membuat titisan "rumah" cukup besar hingga menahan sinar mentari langsung yang kuat masuk ruang dalam.
b.             Menanam pohon pelindung pada arah mentari sore.
c.             Memasang penutup langit-langit supaya panas mentari tidak dirasakan langsung.
Dengan pengaturan seperti diatas, "rumah" akan terasa nyaman bagi keluarga serta ruangan akan mendapat sinar mentari pagi yang cukup serta baik untuk kesehatan keluarga.
3.             Pengaruh Hujan.
Hujan, terutama hujan deras dengan angin kencang dapat menimbulkan tampias terhadap bagian-bagian "rumah" yang terbuka. Pemberian tritisan yang cukup besar akan dapat mencegah tampias tersebut.
Penggunaan bahan bangunan yang mudah lapuk sebaiknya juga dilengkapi dengan saluran air hujan yang terbuka dan terletak di bawah cucuran atap untuk mengalirkan ke sumur-sumur peresapan dan selokan-selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, perletakan bangunan "rumah" sebaiknya harus dapat memberikan kemungkinan pengairan air hujan maupun air buangan dengan lancar dan teratur.
4.             Pengaruh Angin.
Letak "rumah" supaya disesuaikan dengan arah angin (basah dan kering). Ventilasi atau lubang udara yang paling baik searah dengan arah tiupan angin. Angin berfungsi untuk memberikan udara sejuk serta dapat membantu sirkulasi udara ke dalam lingkungan.
5.             Pengaruh Lingkungan.
"Rumah" sebaiknya dibangun dengan mempertimbangkan keserasian terhadap lingkungan di sekitarnya. Misalnya dengan penyesuaian bentuk bangunan, pemilihan bahan bangunan, penentuan warna yang serasi hingga memungkinkan adanya hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya.
Kondisi dan ketinggian tanah akan mempengaruhi perletakan bangunan "rumah" terhadap tanah yang mendukung bangunan itu. Tanah yang lembek membutuhkan pondasi yang lebih besar dan dalam. Tanah yang berair sebaiknya menggunakan lantai yang kedap air atau panggung sehingga tidak terpengaruh oleh kelembaban tanah.
Dengan perletakan bangunan "rumah" yang benar akan membuat lingkungan menjadi tertib, serasi dan teratur.

B.             PENYEDIAAN RUANG KEGIATAN/ peletakan ruang dengan tepat dan efisien
1.             Jenis Kegiatan.
Secara garis besar, jenis kegiatan yang dilakukan oleh anggota keluarga di "rumah" dibedakan antara lain:
a.             Jenis kegiatan yang umum dilakukan:
-                 Beristirahat seperti tidur, santai bersama keluarga dan sebagainya.
-                 Bekerja seperti memasak, menjahit, mencuci, berkebun dan sebagainya.
-                 Melakukan kegiatan higienis sehari-hari seperti mandi, buang air dan sebagainya.
b.             Jenis kegiatan khusus.
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anggota keluarga untuk menunjang pendapatan keluarga memenuhi tuntutan kebutuhannya, antara lain: berkebun, menjemur hasil pertanian, mengolah hasil pertanian atau industri kecil lainnya, menyimpan dan berdagang/warung.
Jenis usaha yang boleh ditempatkan di lingkungan "rumah" adalah yang termasuk dalam batasan industri kecil/"rumah" tangga.
Penyediaan ruang untuk usaha ini diusahakan tidak mengganggu seluruh anggota keluarga maupun tetangga dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Disamping itu, harus diusahakan agar kotoran atau limbah sebagai akibat adanya kegiatan usaha keluarga tersebut tidak mengganggu atau mencemari lingkungan di sekitarnya.
2.             Penyediaan Ruangan.
Berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan keluarga, maka setiap ruangan kegiatan disediakan sesuai dengan:
a.             Jumlah anggota keluarga yang melakukan kegiatan.
b.             Perabot dan alat yang digunakan.
c.             Sirkulasi atau lalu lintas pelaku kegiatan.
Akan baik sekali apabila semua kegiatan disediakan ruangan sesuai dengan yang dibutuhkan. Tetapi apabila ruangan yang ada sangat terbatas, dapat direncanakan ruang dengan fungsi ganda. Seperti dalam penggunaan:
a.             Ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga.
b.             Ruang makan yang juga berfungsi sebagai ruang belajar.
Dua kegiatan dapat dipadukan dalam ruangan yang sama, jika:
a.             Penggunaan ruang dalam waktu yang berbeda.
b.             Ruangan yang dibutuhkan mempunyai ciri yang sama.
Jenis kegiatan khusus yang dapat mengganggu kesehatan keluarga dari bau, debu, suara bising maupun pemandangan yang kurang sedap, sebaiknya terpisah jauh dari bangunan "rumah" (misalnya kandang ternak).
Dengan mempersiapkan "rumah" yang mempunyai tata hubungan ruang yang serasi, diharapkan setiap kegiatan dapat dilaksanakan dengan mudah dan nyaman.
3.             Penataan dan Persyaratan Ruangan
Mempersiapkan sesuatu ruangan hendaknya disesuaikan dengan fungsi ruangan dalam memenuhi kegiatan anggota keluarga tanpa mengurangi nilai sehat, nyaman, aman dan serasi sesuai fungsinya. Ruang supaya ditata dengan memperhatikan syarat-syarat:
a.             Ruang Tamu:
-                 Perletakan ruangan yang mudah dicapai oleh tamu dari luar, maupun keluarga dari dalam.
-                 Pemandangan keluar yang cukup menarik dapat diupayakan dengan penataan halaman dengan tanaman yang serasi.
-                 Pemakaian material, pemilihan warna, dekorasi dan perabot "rumah" tangga diusahakan yang serasi.
-                 Penerangan dan bidang bukaan yang cukup untuk memberikan suasana nyaman.
b.             Ruang Makan:
-                 Penempatan ruang makan sebaiknya mudah dicapai oleh semua anggota keluarga, sehingga dapat menciptakan suasana yang akrab untuk berkumpulnya seluruh anggota keluarga.
-                 Perletakan ruang makan sebaiknya berdekatan dengan dapur untuk memudahkan sirkulasi.
-                 Pemilihan bukaan ruangan ke arah halaman atau taman diharapkan dapat memberikan kesegaran pemandangan.
-                 Penerangan alami maupun buatan perlu disediakan dengan cukup baik untuk menerangi hidangan pada siang maupun malam hari.
-                 Pertukaran udara memudahkan pergantian udara dalam ruangan dengan udara luar yang segar melalui lubang angin/ventilasi.
c.             Ruang/Kamar Tidur:
-                 Penempatan ruangan hendaknya dapat memberikan cukup ketenangan serta memungkinkan cahaya mentari dapat masuk.
-                 Silau mentari sore dan tiris hujan dapat dihindari dengan memanfaatkan adanya pohon pelindung atau teritis lebar dan tirai yang melindungi jendela.
-                 Ganti peralatan listrik di dalam kamar yang hemat energi. Begitu pula direncanakan pemilihan armature lampu atau kap lampu yang digunakan. Pendar lampu sangat berpengaruh terhadap efisiensi lampu hemat energi. Tidak salahnya menggunakan kap lampu dari kertas daur ulang, karena sudah memikirkan dan ikut andil dalam penghematan energi.
-                 Pertukaran udara sebaiknya diupayakan dengan peranginan silang, lubang angin/ventilasi dengan luas sekurang-kurangnya seperlima luas jendela.
d.             Dapur:
Ada banyak cara untuk menerapkan desain interior berkonsep green-design (ramah lingkungan) di dapur untuk rumah Anda. Hal ini dapat dimulai dari menggunakan oven hemat energi, pencuci piring dan peralatan, metode pembuangan sampah organik dan lantai organik. Tips sederhana bisa membantu Anda untuk merombak dapur yang ada menjadi dapur yang ramahlingkungan (eco-friendly) dan berkelanjutan.
Ketika merencanakan untuk mendesain interior di dapur, akan sangat terbantu dengan membuat catatan hal-hal yang perlu diganti atau ditukar. Proses perombakan atau pembangunan dengan perencanaan yang tepat dapat menghemat banyak waktu dan uang. Dalam hal anggaran terbatas, refurnishing dapat dilakukan secara bertahap.

1.             Penggunaan Peralatan Dapur yang ramah lingkungan. Oven konvensional besar bisa diganti dengan oven pemanggang listrik yang lebih kecil. Hal ini membantu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari rumah. Sebuah lemari es yang baik dapat membantu untuk menjaga keseimbangan antara konsumsi energi dan pengendalian suhu. Hal ini memastikan hidup berkelanjutan dengan konsumsi energi lebih rendah. Sebagai bagian dari desain interior dapur yang ramah lingkungan, memasang peralatan yang hemat energi juga dapat menghemat tagihan.
2.             Karpet Organik memiliki serat alami dapat digunakan untuk dapur ramah lingkungan dan area lain dari rumah. Karpet organik berbahan  cotton
3.             Pengaturan ventilasi dapur. Dapur dengan ventilasi yang baik akan menggunakan lebih sedikit energi dan pencahayaan buatan di siang hari. udara segar dari jendela membantu untuk menghilangkan gas beracun dan jamur.
4.             Lemari Dapur bisa direnovasi dengan cepat menggunakan bahan terbarukan seperti kayu, panel jerami gandum dan kayu non-ilegal logging. Untuk pembuatan kitchen set ramah lingkungan, Anda dapat memanfaatkan jasa perusahaan yang mengkhususkan diri dalam menggunakan kayu reklamasi.
5.             Tempat sampah non-organik dapat diganti dengan tempat sampah kompos. Menanam dua atau tiga tanaman sayuran di dapur dapat mengisi rumah dengan oksigen segar sepanjang hari. Tanaman sayuran tadi juga dapat dimakan dan sayuran juga dapat digunakan untuk memasak makanan yang sehat untuk keluarga.
6.             Flooring merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan ketika menerapkan desain interior dapur ramah lingkungan. Hal ini dapat dicapai dengan lantai bambu didaur ulang, kayu atau batu.
7.             Green design-interior di dapur termasuk penggunaan sedikit cat senyawa organik volatile.

e.             Ruang/Kamar Mandi:
-                 Penyediaan ruang/kamar mandi dan jamban untuk menjaga kebersihan dan kesehatan badan dapat ditempatkan di dalam bangunan atau luar bangunan.
-                 Penempatan ruang/kamar mandi diusahakan supaya dapat dengan mudah membuang air kotor.
-                 Penyediaan lubang udara/ventilasi dengan arah bukaan keluar supaya sirkulasi udara lancar.
-                 Penerangan yang cukup diusahakan dan penerangan alami.
-                 Pembuatan jamban dengan konstruksi leher angsa untuk menghindari bau dan pengotoran serangga.
-                 Penyediaan bak air sebaiknya jangan terlalu besar ukurannya supaya air mudah diganti dan bak dapat dibersihkan dengan cepat.
-                  
f.              Ruang Usaha.
Penempatan ruang kerja bagi keluarga yang melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian di "rumah", perlu mempertimbangkan kemungkinan gangguan yang ditimbulkan, sehingga tempat kerja tidak mengganggu tempat tinggal keluarga maupun tetangga. Adapun jenis gangguan tergantung dari pekerjaan yang dilakukan misalnya:
-                 Pengolahan hasil bumi: debu, sampah padat.
-                 Konpeksi, tas, sepatu : suara, sampah padat.
-                 Pengolahan makanan : asap dan bau, sampah cair maupun padat.
Pengurangan gangguan dapat dilakukan dengan cara :
a.             Penempatan ruang yang cukup terpisah dari kegiatan-kegiatan "rumah" tangga dalam keluarga maupun tetangga.
b.             Penempatan pohon-pohon dan tanaman yang berdaun lebat sebagai pembatas yang dapat menampung debu dan mengurangi suara bising.
c.              Penyediaan cerobong asap dan lubang angin yang baik.
d.             Penyediaan saluran-saluran, sumur peresapan atau pengolahan limbah cair agar tidak mencemari lingkungan.
e.             Penyediaan tempat sampah dan sistem pemusnahan sampah padat (dibakar, ditimbun sementara dan sebagainya).
f.               Penerangan alami atau buatan yang cukup, terutama untuk kegiatan usaha yang memerlukan ketelitian yang tinggi.
g.             Penyediaan lubang angin/ventilasi yang cukup.
h.             Penggunaan bahan bangunan tahan api, untuk bagian ruang yang pemanfaatannya memakai bahan bakar.
i.               Penggunaan bahan bangunan yang tahan air, utnuk bagian ruang yang mempergunakan atau selalu kena air.
j.               Pembukaan diarahkan ke halaman/taman untuk menciptakan keseimbangan memperoleh kesegaran pandangan.
C.             KOMPONEN "RUMAH SEHAT".
1.             Lantai.
Pemilihan bahan bangunan dan cara pembuatan lantai perlu disesuaikan dengan fungsi dan jenis kegiatan yang dilakukan dalam ruangan tersebut, yang dibedakan atas:
a.             Lantai yang dimanfaatkan dalam kondisi kering (penggunaan kering), misalnya untuk ruang tidur, ruang makan, ruang tamu dan dapur sebaiknya dibuat dengan permukaan kering datar, dan mudah untuk dibersihkan. Bila diperlukan, bahan penutup lantai diusahakan yang tidak menimbulkan kelembaban dan mudah dibersihkan.
b.             Lantai yang dimanfaatkan dengan menggunakan air/basah (penggunaan basah), misalnya untuk kamar mandi, jamban dan tempat cuci, sebaiknya dibuat dengan memperhatikan kemiringannya sehingga memudahkan pengaliran air ke saluran pembuangan. Sedangkan bahan penutup lantai digunakan yang permukaannya tidak licin dan mudah dibersihkan. Bangunan "rumah" panggung antara lain dapat memanfaatkan bahan bangunan dengan konstruksi kayu maupun bambu, penutup lantai dan bahan seperti anyaman bambu/rotan, papan kayu. Untuk mengurangi kelembaban dan menjaga kesehatan kolong di bawah lantai dibuat cukup tinggi agar mudah untuk membersihkannya.
c.             Linoleum adalah bahan pelapis lantai ramah lingkungan yang yang tahan terhadap panas dan api. Linoleum terbuat dari bahan alami yang dihasilkan dari sumber daya yang bisa diperbaharui. Produk ini efektif, dan bisa memenuhi persyaratan untuk kebersihan, keamanan, dan kemampuannya menjadi material yang ramah lingkungan.

2.             Dinding.
Dinding berfungsi sebagai pembatas ruang kegiatan agar kegiatan dapat dilakukan dengan aman dan terlindung. Dinding dapat juga berfungsi sebagai penahan beban merata dari atap, untuk selanjutnya diteruskan ke pondasi.
Bahan dinding yang digunakan harus dapat menjamin kekuatan dan keawetannya. Pemilihan bahan untuk dinding, perlu disesuaikan dengan fungsi dan jenis kegiatan yang dilakukan dalam ruangan, yang dibedakan atas:
a.             Pemilihan bahan dinding yang tidak banyak mengantarkan panas dan tidak tembus pandang, seperti bata, batako, papan kayu dan sebagainya.
b.             Penggunaan bahan kedap air setinggi 20 cm di atas lantai untuk menghindari pengaruh kelembaban air tanah yang dapat terus naik ke atas.
c.             Penggunaan basah sebaiknya menggunakan bahan yang kedap air dengan tinggi sekurang-kurangnya 1,5 meter dari lantai, bahan tersebut dapat berupa dinding batu bata, batako yang dapat transraam (campuran: 1 semen dan 2 pasir). Penggunaan dinding kedap air dimaksudkan agar dinding tahan lama dan suasana ruangan tetap bersih serta nyaman.
d.             Dinding kaca dapat membuat ruang menjadi terang pada siang hari. Dinding kaca juga menjadikan ruang terasa lebih lapang. Semula material kaca jarang digunakan sebagai material dinding maupun pintu. Sifat kaca yang rapuh dan rawan pecah merupakan alasannya. Namun kini, material kaca cukup populer digunakan sebagai dinding. Terutama pada bangunan-bangunan rumah modern.
Dinding kaca memberikan efek serupa cermin. Fungsinya bukan untuk memantulkan bayangan ruang, namun lebih pada "meniadakan" batas antar ruang. Kaca-kaca transparan berukuran besar dapat membawa nature flow ke dalam ruang. Jika terdapat taman hijau di seputar rumah, dinding kaca akan menyajikan pemandangan tersebut ke dalam ruang. Selain fungsi di atas, kaca juga memungkinkan banyak cahaya alam masuk, menerangi ruang di dalam rumah. Sehingga, pada siang hari misalnya, tidak diperlukan lampu pada ruang-ruang yang berbatasan langsung dengan ruang luar. Dengan demikian, energi listrik untuk penerangan ruang pun dapat dihemat. Pada malam hari, kaca juga dapat menghadirkan pemandangan alam ke dalam ruangan dan menjadikan ruang lebih romantis.
e.             Be-panel merupakan kombinasi antara kemampuan insulasi dari Expanded Polystyrene (EPS) dan massa beton. Ini merupakan kombinasi material yang dapat menghasilkan sebuah struktur yang memiliki tingkat insulasi thermal yang tinggi. Dengan insulasi thermal yang tinggi maka akan mengurangi turun naiknya temperatur di dalam ruangan, sehingga dapat mengurangi konsumsi energi dari alat yang digunakan untuk memanaskan atau mendinginkan ruangan.

3.             Memaksimalkan Jendela pada rumah
Sumber pencahayaan ada dua, yaitu alami dan buatan. Sinar matahari adalah salah satu sumber cahaya alami yang dibutuhkan pada siang hari. Perancangan jendela yang baik dapat memungkinkan hadirnya sinar matahari ke setiap sudut ruangan. Selain mampu mendatangkan suasana segar di pagi hari, sumber cahaya gratis ini juga baik untuk kesehatan. Desain rumah yang lebih terbuka pada dinding dan atap, akan memaksimalkan cahaya matahari yang masuk kedalam rumah. Agar udara di dalam rumah dapat mengalir maka harus ada lubang ventilasi pada arah tegak lurus datangnya angin. Jika sejajar dengan arah angin, maka sedikit sekali kemungkinan angin akan masuk ke dalam rumah. Atur penempatan ruangan dengan cara memperbanyak bidang yang mengarah utara dan selatan, usahakan setiap ruangan mempunyai jendela atau ventilasi supaya ada pertukaran udara. Hal ini dilakukan supaya panas matahari tidak langsung masuk ke dalam rumah dan mengakibatkan suhu rumah naik sehingga penggunaan AC bisa dikurangi
4.              Atap.
Berikut beberapa cara untuk menghemat energi agar tetap ramah lingkungan dibagian atap rumah
a.             Taman Atap
Sebuah penelitian menyebutkan, bila tanaman di bagian atap mempunyai tinggi sekitar 10 cm, maka dapat mengurangi pemakaian AC sekitar 25 persen. Sebuah ruangan yang terletak tepat di bawah green roof mempunyai suhu udara lebih rendah, yaitu sekitar 3 derajat hingga 4 derajat Celsius dibandingkan dengan suhu udara di luar ruangan. Green roof dan green wall juga berfungsi sebagai filter udara yang membuat udara lebih bersih. Sebagai informasi, setiap satu meter persegi rumput di bagian atap dapat menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara yang kotor setiap tahunnya. Dengan membuat taman di atas atap, gedung-gedung bertingkat tetap bisa memiliki ruang terbuka hijau, karena ada efisiensi ruang. Taman di atas atap (roofgarden) merupakan salah satu alternatif penghijauan untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di kota besar. Pembuatan taman di atas atap memang tidak murah dan membutuhkan struktur dan konstruksi atap yang spesifik. Bahkan untuk hasil yang optimal, konstruksi atap untuk taman didesain sejak awal, sebelum gedung itu dibangun. Namun investasi ini bisa kembali dalam beberapa tahun kemudian, karena biaya untuk listrik pendingin udara berkurang, serta nilai ekonomis bangunan bertambah. Selain menambah keteduhan, taman di atas atap juga bisa dimanfaatkan untuk menyerap gas-gas beracun. Misalnya bambu atau palem dapat menyerap gas formalin dan bensin. Sedangkan tanaman bakung, selain menyerap gas formalin dan bensin, juga dapat menyerap alkohol dan aseton yang dihasilkan cat dan sebagainya. Tanaman rambat juga berfungsi untuk menyerap gas asetat, amonia, dan gas lainnya. Karena fungsi ini, tanaman rambat banyak dipakai untuk taman di atas atap di luar negeri.
b.             Atap menggunakan Panel Surya
Energi matahari yang melimpah dimanfaatkan untuk menciptakan kemandirian energi di rumah. Salah satunya, dengan aspek desain yang dapat menempatkan solar panel di sisi rumah yang menghadap barat, yang mendapatkan terpaan sinar matahari paling tinggi dan lama. Selain memanfaatkan energi, hal ini dapat mengurangi panas yang merambat di dinding rumah, dan mengurangi penggunaan pendingin ruangan.
c.             Rangka Atap Baja
Konstruksi rangka atap baja ringan yang terbuat dari baja ringan (truss) menjadi solusi bagi rangka atap rumah biasa yang masih menggunakan kayu sebagai bahan dasar, karena adanya pengaruh dari cuaca dan rayap.
Keunggulan menggunakan Rangka Atap Baja Ringan:
-                 Lebih mengutamakan struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan sendi (seperti jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya.
-                 Konstruksi stabil dan aman
-                 Menggunakan tumpuan sendi dan roll
-                 Prefabrikasi perkomponen
-                 Tahan terhadap karat, rayap, perubahan cuaca dan kelembaban
-                 Bisa dipakai dengan genteng metal maupun keramik atau beton yang berat
-                 Dirancang stabil terhadap tekuk, puntir serta muai/mulur
-                 Pemasangan yang profesional dan terlatih hingga cepat pengerjaannya
-                 Terdapat banyak pilihan jenis kuda-kuda
-                 Pemilihan bentang: 6 m - 8 m (bentang kecil), 8 m - 10 m (bentang menengah), 10 m - 12 m (bentang besar)
-                 Lebih dari 12 m (bentang khusus)
-                 Tersedia material dengan galvalume, zincalume dan galvanized

d.             Penutup Atap
Bahan penutup atap harus memiliki nilai hambatan hantaran panas yang cukup besar dan memiliki kemampuan memantulkan panas yang baik. Penutup atap dari bahan tanah atau keramik sangat baik untuk kenyamanan suhu ruang dalam. Apalagi bila ditambah penggunaan lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah penutup atap. Poin ini berhubungan dengan penggunaan energi listrik untuk AC.
e.             Insulasi
Salah satu solusi mengurangi panas yaitu menggunakan insulasi. Lembaran insulasi yang dipasang di bawah penutup atap ini mampu merefleksikan radiasi panas matahari di kala siang. Insulasi ini juga bisa mengurangi suara berisik. Suara yang dapat direduksi hingga 15 desibel
f.              Turbin Atap
Turbin atap adalah cerobong yang berputar ringan untuk menghisap udara ke luar rongga atap. Kelebihan turbin atap adalah tahan air dan tidak menggunakan listrik. Turbin atap dapat berputar dengan sedikit tiupan udara. Selama musim panas, ruang antara langit-langit dan atap akan sangat panas, meskipun pada atap rumah terdapat insulasi, sebagian dari panas ini tetap akan masuk ke dalam ruangan rumah, dengan adanya turbin atap, hawa panas didalam rumah dapat berkurang.
g.             Langit-Langit.
Penggunaan langit-langit dimaksudkan untuk menahan panas dan debu dari atap masuk ke dalam ruangan secara langsung. Langit-langit dapat dibuat dari bahan seperti anyaman banbu, asbes semen, triplek, papan kayu dan lain-lain. Pemeliharaannya dengan cara membersihkan secara berkala agar ruangan bebas dari sarang laba-laba/serangga dan debu yang mengganggu kesehatan.
5.             Saluran Pembuangan Air Kotor/Air Limbah.
Saluran pembuangan air kotor/air limbah dibedakan:
a.             saluran air bekas mandi dan cuci.
b.             Saluran air kotor dari kakus.
Untuk daerah yang tanahnya mudah menyerap air:
a.             Untuk saluran air bekas mandi dan cuci bisa terbuka, sedangkan untuk sa;uran air kotor harus tertutup.
b.             Bila dalam lingkungan perumahan tersebut terdapat saluran-saluran lingkungan/kota, maka saluran dari "rumah" dapat dihubungkan.
c.             Bila tidak ada maka harus dapat sumur peresapan untuk air bekas mandi/cuci (juga untuk air hujan), serta dibuat bak septik lengkap dengan peresapannya.
Yang harus diperhatikan:
a.             Jarak sumur peresapan ke sumur air bersih sedikitnya 10 meter. Hal ini mencegah pencemaran air kotor ke sumur air bersih.
b.             Kemiringan saluran pembuangan air, sehingga memungkinkan pengaliran air lancar.
c.             Kalau saluran cukup panjang, perlu adanya bak-bak kontrol, untuk menjaga agar tidak terjadi penyumbatan.
6.             Saluran Pembuangan Air Hujan.
Saluran pembuangan air hujan pe"rumah"an:
a.             Sebaiknya terbuka.
b.             Letak di bawah atap.
c.             Dapat mengalirkan air hujan ke selokan di pinggir jalan.
Saluran air hujan lingkungan (selokan air hujan) dibuat untuk menghindari genangan air hujan di lingkungan. Sebaiknya terbuka sehingga mudah dibersihkan. Saluran air hujan dari "rumah" dan dari jalan ditampung pada saluran air hujan lingkungan, kemudian diteruskan ke aungai/saluran yang lebih besar. Namun apabila dalam lingkungan pe"rumah"an tidak terdapat saluran lingkungan (selokan air hujan), maka "rumah" harus dibuat sumur peresapan air hujan (sekaligus untuk peresapan air limbah bekas mandi/ccuci).
7.             Jaringan Air Bersih.
Untuk menjaga kesehatan diperlukan air untuk minum, masak, cuci dan mandi. Air untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan dan kebersihan, yaitu:
a.             Tidak berwarna, tidak berbau dan jernih.
b.             Tidak berasa dan segar.
c.             Bebas dari bibit penyakit.
d.             Tidak mengandung zat logam berat seperti zat besi, mangan, merkuri, nikel dan lain-lain.
Air bersih dapat diperoleh dari saluran PAM, sumur dan sebagainya. Sumur air bersih ada dua macam, yaitu sumur pompa pangkal dan sumur gali. Sumur pompa pangkal dan sumur gali ini harus ditempatkan pada jarak minimal 10 meter dari bidang resapan (jarak dapat ditentukan tergantung pada sifat tanahnya). Hal ini untuk mencegah agar sumur air bersih tersebut tidak tercermar air kotor.
Beberapa pengolahan air sederhana untuk keperluan keluarga:
a.             Air bersih dimasak sampai mendidih untuk mematikan bibit penyakit, baru kemudian dapat diminum.
b.             Kuman-kuman penyakit dapat dibasmi dengan membubuhkan kaporit ke dalam air dan diaduk 1/4 gram (2 kepala korek) untuk 20 liter air. Diamkan minimal 30 menit baru kemudian dapat diminum.
c.             Air sungai, danau, dapat dijernihkan dengan mengendapkan air selama 24 jam.
-                 Aduk 5 blik air dengan 1 sendok tawas dan endapkan.
-                 Disaring dengan saringan pasir.
-                 Air yang telah jernih, dibubuhi kaporit, baru dapat digunakan.

8.             Tempat Pembuangan Sampah.
Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan "rumah" serta keluarga setiap "rumah" harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sampah baik di dalam maupun di luar "rumah". Tempat pembuangan sampah "rumah" tangga dapat dibuat dari:
a.             Tong.
b.             Bak kayu.
c.             Bak sampah dari batu bata dan lain-lain.
Sebaiknya tempat pembuangan sampah sementara ini tertutup dan sering dibersihkan untuk menghindari bau yang tidak sedap, serangga/hewan-hewan kecil yang dapat menyebabkan penyakit.
Ada beberapa cara pengolahan sampah "rumah" tangga yang dapat dilakukan terutama di daerah pedesaan, seperti:
a.             Ditimbun untuk kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Sampah yang dapat diolah dengan cara ini terdiri dari sampah yang berasal dari daun dan ranting, kotoran hewan, sisa makanan.
b.             Dibakar dan abunya ditimbun dalam tanah. Cara ini digunakan untuk sampah-sampah yang tidak dapat membusuk dan tidak dapat menyatu dengan tanah antara lain sisa plastik, sisa kayu yang tidak dapat digunakan lagi.
c.             Ditimbun pada area yang tidak untuk ditanami lagi. Untuk sampah sisa ban bekas, kaleng/plastik bekas atau perabot "rumah" tangga bekas.
Setiap anggota keluarga perlu dibangkitkan kesadarannya untuk selalu menjaga kebersihan sehingga keluarga dan lingkungan relatif terjamin.

9.             Pemanfaatan Lahan
a.             Taman Rumah
Selain kebersihan dan ventilasi yang cukup, alangkah baiknya rumah yang sehat juga ditambah dengan taman indah dan terawat. Mempunyai taman indah menjadikan rumah lebih sehat dan tentu saja menjadi keuntungan bagi penghuni rumah. Dari penelitian ditemukan bahwa memandang taman saja sudah cukup memberikan efek baik untuk kesehatan psikologi orang. Lingkungan sekitar dengan pemandangan taman hijau dan bunga-bunga berwarna cerah akan memberikan perasaan menyenangkan bagi yang melihatnya.

b.             Membuat Sumur Resapan
Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknis konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu, diisi dengan bahan - bahan resapan (pasir, batu, dan ijuk) secara berlapis sampai rata dengan permukaan tanah yang berfungsi sebagai tempat penampungan dan sekaligus peresapan air kedalam tanah. Pembuatan sumur resapan upaya memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksi air hujan ebagai media infiltrasi kedalam tanah yang dapat diterapkan dikawasan permukiman, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum. Adapun tujuan pembangunan sumur resapan untuk mengurangi erosi, menyimpan dan menaikan permukaan air tanah dalam rangka penyelamatan sumberdaya air.
10.         Peralatan Rumah Tangga Hemat Energi
Hemat energi tidak hanya dilakukan terhadap fisik bangunan. Tapi juga penggunaan peralatan dalam rumah. Sejauh mungkin penghuni dapat menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi. Kurangi penggunaan bahan-bahan elektronik yang menggunakan tenaga listrik yang akan menimbulkan pemanasan global. Upaya hemat energi dapat dimulai dari hal sederhana. Mematikan lampu disiang hari, mematikan televisi, radio, kipas angin atau AC dan barang-barang elektronik jika tidak digunakan. Lebih selektif dalam memilih berbagai barang interior rumah, terutama dalam menggunakan barang elektronik yang ramah lingkungan.
Penggunaan energi secara wajar, memiliki banyak keuntungan. Penggunaan bahan bakar, gas, air, dan listrik secukupnya, tentunya akan menekan anggaran pengeluaran rumah tangga. Perilaku konsumtif dan berlebihan bukanlah tindakan bijaksana, karena anak cucu dan generasi penerus juga membutuhkan kehidupan yang baik dan nyaman menempati bumi. Pemanfaatan energi buatan yang telah banyak dikembangkan, dapat menjadi solusi hemat energi. Energi yang sering digunakan untuk peralatan rumah tangga adalah energi listrik. Energi listrik dibangkitkan dengan berbagai cara. Misalnya, energi listrik dihasilkan dari pengubahan energi angin, air, matahari, gas alam, dan minyak bumi.
Berikut adalah contoh peralatan rumah yang hemat energi
1.             Kompor Induksi
Pilihan lain menghemat energi gas dan minyak yakni menggunakan kompor induksi. Memasak dengan kompor ini lebih cepat matang dibanding kompor biasa. Berbeda dengan kompor pada umumnya, kompor ini mungil dan tipis sehingga akan terlihat sangat mungil jika diletakkan di dapur selektif menggunakan barang elektronik.
2.             Kipas Angin Plafon
Pemanas dan pendingin adalah peralatan yang paling memboroskan energi di rumah, selain itu juga paling mahal berkaitan dengan listrik, gas, minyak atau kayu. Kipas angin plafon, banyak digunkan pada musim panas, namun kipas angin ini juga sangat membantu saat musim dingin. Saat udara dingin, hawa panas dalam rumah akan naik ke atas ruangan dan terkumpul di dekat plafon, kipas angin plafon dengan kecepatan rendah dapat membantu mendorong hawa panas itu ke bawah. Hal ini juga bisa membantu mengurangi kondensasi pada jendela.
3.             Lampu LED
LED adalah lampu berukuran kecil yang memiliki beberapa keunggulan antara lain konsumsi listrik rendah. Beberapa tahun belakangan LED mulai dilirik untuk keperluan penerangan, terutama untuk rumah-rumah di kawasan terpencil yang menggunakan listrik dari energi terbarukan (surya, angin, hidropower, dll). Alasannya sederhana, konsumsi listrik LED yang kecil sesuai dengan kemampuan sistem pembangkit energi terbarukan yang juga kecil. Lampu LED memiliki efisiensi yang lebih banyak dibandingkan dengan lampu pijar/ tungsten, maupun lampu fluorescent. Lampu LED tidak menghasilkan panas seperti lampu pijar, tidak merusak kesehatan seperti lampu fluorescent,dan lebih tahan lama. 1 Watt lampu LED menghasilkan 100 lumen. Kekurangan lampu LED adalah masih mahal

            Contoh Rumah Hemat Energi



























SUMBER : http://riyanyuski.blogspot.com/2013/11/2-contoh-bangunan-hemat-energi_21.html