Jumat, 03 Oktober 2014

masalah arsitektur pada lingkungan (permasalahan , solusi dan tanggapan)



Banyak orang yang beranggapan bahwa arsitek adalah orang yang perlu disalahkan mengenai kerusakan lingkungan karena tentu apa yang dibangun oleh arsitek akan merusak tatanan lingkungan yang ada disekitarnya. Ini semua tidak sepenuhnya benar.
Tidak sedikit arsitek yang telah menyumbangkan pemikiran bagi dunia tentang bagaimana membangun sebuah bangunan yang ramah lingkungan dan tidak membuat kerusakan di alam sekitarnya. Dengan keahlian yang dimiliki seorang arsitek, mereka dapat membantu melestarikan lingkungan dan tetap melakukan pembangunan, seperti membangun rumah atau bangunan yang sering disebut green building karena bangunannya yang bersahabat dengan lingkungan.

Pada setiap pembangunan tentu akan mengakibatkan perubahan yang berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Contoh; limbah, air kotor sisa dari kehidupan manusia yang tinggal didalamnya. Hal ini tentu tidak dapat terhindari, mengingat setiap manusia pasti akan "menciptakan" limbah dari dalam tubuh maupun luar tubuh (limbah cuci, dll). Untuk menghindari merusak lingkungan dengan tidak melakukan pembangunan sama sekali tentu bukan solusi yang bijaksana, dimana manusia tentu membutuhkan tempat tinggal, dan membangun tempat tinggal mungkin memerlukan pembukaan lahan yang berarti merusak lingkungan alami sekitar. Tapi dengan memanfaatkan ilmu yang dimiliki seorang arsitek, mereka bisa merancang sebuah bangunan yang ideal dan ramah lingkungan.

Namun tidak semua bangunan yang dibangun seorang arsitek memperhatikan lingkungan sekitarnya. Ada juga kesalahan-kesalahan yang dapat dilakukan seorang arsitek. Seperti jalan yang ambles atau bendungan yang runtuh karena masalah struktural, bangunan yang tidak memperhatikan KDB, KLB, ataupun KDH.

Ada pembangunan mini market di Indonesia ini yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar, dengan membangun mini market didepan mini market yang kurang lebih sama fungsi dan tujuannya. Dan parahnya pembangunannya dengan menebang pohon yang sudah bertahun-tahun berada disana tanpa berupaya melakukan pergantian terhadap pohon tersebut.

Pembangunan bangunan yang perencanaan sitenya kurang baik atau proyek yang tidak rampung juga bisa disebut kegagalan seorang arsitek terhadap lingkungan. Bangunan dengan perencanaan yang kurang baik dapat mengakibatkan gedung yang tidak berfungsi optimal. Suatu bangunan membutuhkan lokasi yang strategis agar manusia yang menggunakannya dapat dengan mudah mengaksesnya. Bangunan yang lokasinya sulit dicapai akan menyebabkan pengguna bangunan kesulitan dan akhirnya enggan menggunakannya dan ini berakibat bangunan menjadi tidak berfungsi optimal. Ini sama saja dengan pembangunan yang boros. Lahan yang seharusnya bisa menjadi lahan terbuka hijau yang lebih bermanfaat bagi bumi justru menjadi lahan dari bangunan yang usang dan tidak terpakai.

Tapi dari semua permasalahan yang ada terhadap lingkungan, kita tidak seharusnya menitik-beratkan masalah ini kepada sang arsitek. Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seorang arsitek itu dalam melakukan kesalahan, seperti sang klien yang berbeda pendapat dengan sang arsitek tentang lingkungan, atau pekerja yang iseng dengan menebang pohon sembarangan. Semua itu tentu membutuhkan dukungan dari semua pihak baik sang arsitek, klien, dan semua orang mengenai masalah lingkungan yang berkaitan tentang pembangunan. Karena sesungguhnya pembangunan yang baik adalah pembangunan yang bisa bermanfaat bagi manusia dan juga bagi bumi yang ditumpangi oleh bangunan itu sendiri. Keberadaan seorang arsitek tentu supaya bisa mencegah hal yang buruk terjadi pada bangunan, manusia, dan lingkungan itu sendiri.