Banyak orang
yang beranggapan bahwa arsitek adalah orang yang perlu disalahkan mengenai
kerusakan lingkungan karena tentu apa yang dibangun oleh arsitek akan merusak
tatanan lingkungan yang ada disekitarnya. Ini semua tidak sepenuhnya benar.
Tidak
sedikit arsitek yang telah menyumbangkan pemikiran bagi dunia tentang bagaimana
membangun sebuah bangunan yang ramah lingkungan dan tidak membuat kerusakan di
alam sekitarnya. Dengan keahlian yang dimiliki seorang arsitek, mereka dapat
membantu melestarikan lingkungan dan tetap melakukan pembangunan, seperti
membangun rumah atau bangunan yang sering disebut green building karena
bangunannya yang bersahabat dengan lingkungan.
Pada setiap
pembangunan tentu akan mengakibatkan perubahan yang berdampak buruk bagi
lingkungan sekitar. Contoh; limbah, air kotor sisa dari kehidupan manusia yang
tinggal didalamnya. Hal ini tentu tidak dapat terhindari, mengingat setiap
manusia pasti akan "menciptakan" limbah dari dalam tubuh maupun luar
tubuh (limbah cuci, dll). Untuk menghindari merusak lingkungan dengan tidak
melakukan pembangunan sama sekali tentu bukan solusi yang bijaksana, dimana
manusia tentu membutuhkan tempat tinggal, dan membangun tempat tinggal mungkin
memerlukan pembukaan lahan yang berarti merusak lingkungan alami sekitar. Tapi
dengan memanfaatkan ilmu yang dimiliki seorang arsitek, mereka bisa merancang
sebuah bangunan yang ideal dan ramah lingkungan.
Namun tidak
semua bangunan yang dibangun seorang arsitek memperhatikan lingkungan
sekitarnya. Ada juga kesalahan-kesalahan yang dapat dilakukan seorang arsitek.
Seperti jalan yang ambles atau bendungan yang runtuh karena masalah struktural,
bangunan yang tidak memperhatikan KDB, KLB, ataupun KDH.
Ada
pembangunan mini market di Indonesia ini yang tidak memperhatikan lingkungan
sekitar, dengan membangun mini market didepan mini market yang kurang lebih
sama fungsi dan tujuannya. Dan parahnya pembangunannya dengan menebang pohon
yang sudah bertahun-tahun berada disana tanpa berupaya melakukan pergantian terhadap
pohon tersebut.
Pembangunan
bangunan yang perencanaan sitenya kurang baik atau proyek yang tidak rampung
juga bisa disebut kegagalan seorang arsitek terhadap lingkungan. Bangunan
dengan perencanaan yang kurang baik dapat mengakibatkan gedung yang tidak
berfungsi optimal. Suatu bangunan membutuhkan lokasi yang strategis agar
manusia yang menggunakannya dapat dengan mudah mengaksesnya. Bangunan yang
lokasinya sulit dicapai akan menyebabkan pengguna bangunan kesulitan dan
akhirnya enggan menggunakannya dan ini berakibat bangunan menjadi tidak
berfungsi optimal. Ini sama saja dengan pembangunan yang boros. Lahan yang
seharusnya bisa menjadi lahan terbuka hijau yang lebih bermanfaat bagi bumi
justru menjadi lahan dari bangunan yang usang dan tidak terpakai.
Tapi dari
semua permasalahan yang ada terhadap lingkungan, kita tidak seharusnya
menitik-beratkan masalah ini kepada sang arsitek. Ada faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi seorang arsitek itu dalam melakukan kesalahan, seperti sang klien
yang berbeda pendapat dengan sang arsitek tentang lingkungan, atau pekerja yang
iseng dengan menebang pohon sembarangan. Semua itu tentu membutuhkan dukungan
dari semua pihak baik sang arsitek, klien, dan semua orang mengenai masalah
lingkungan yang berkaitan tentang pembangunan. Karena sesungguhnya pembangunan
yang baik adalah pembangunan yang bisa bermanfaat bagi manusia dan juga bagi
bumi yang ditumpangi oleh bangunan itu sendiri. Keberadaan seorang arsitek
tentu supaya bisa mencegah hal yang buruk terjadi pada bangunan, manusia, dan
lingkungan itu sendiri.